Apa Itu P2P Lending dan Bagaimana Cara Kerjanya?

P2P lending atau Peer to Peer Lending adalah instrumen pendanaan yang memberikan pinjaman dengan pengembalian bunga di akhir setiap bulannya. Sistem P2P lending sendiri berfungsi menjadi platform yang menyediakan proyek-proyek usaha yang siap didanai. Pendanaan P2P lending TaniFund bergerak khusus dalam pendanaan sektor usaha budidaya pertanian, perikanan, peternakan hingga sektor UMKM pangan. 

Namun, ada baiknya sebelum Anda terjun langsung dan melakukan pendanaan di peer to peer lending, pahami terlebih dahulu seluk beluk, keuntungan, serta cara kerjanya. Sama halnya dengan konsep kegiatan finansial lainnya, pada platform TaniFund anda pun juga tetap harus memperhatikan tingkat resiko pengembalian dana saat hendak melakukan pendanaan proyek. Yuk, perhatikan secara umum bagaimana cara berinvestasi di P2P Lending!

Apa Itu Peer to Peer Lending?

Secara definitif, peer to peer lending merupakan sebuah konsep ataupun metode dimana salah satu individu atau bisnis dapat memberikan pinjaman uang dan bisa juga mengajukan pinjaman uang untuk keperluan bisnis. Platform online P2P Lending secara garis besar berfungsi sebagai penghubung antara pemberi pinjaman (pendana) dengan peminjam uang atau modal.

Konsep pinjam meminjam secara peer to peer lending ini dianggap dapat dijadikan alternatif bagi Anda yang kesulitan mengajukan pinjaman melalui lembaga resmi seperti bank, jasa kredit, ataupun koperasi. Dalam peer to peer lending, seluruh proses cenderung lebih sederhana dan tidak kompleks jika dibandingkan dengan lembaga-lembaga resmi lainnya. Misalnya di TaniFund, Anda dapat berinvestasi mulai dari Rp 100 ribu ataupun mengajukan pinjaman tanpa agunan atau jaminan. 

Peer to peer lending sendiri dapat diibaratkan sebagai sebuah marketplace, dan di dalamnya terdapat beberapa istilah seperti lender dan borrower. Lender sendiri merupakan pihak pendana maupun investor yang menginvestasikan uang atau modal untuk dapat disalurkan kepada pihak peminjam. Sedangkan borrower adalah pihak ataupun individu yang sedang mencari dana pinjaman untuk keperluan usahanya.

Cara Kerja Peer to Peer Lending

Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, dalam konsep peer to peer lending memiliki 2 komponen utama yaitu lender dan borrower. Kedua komponen tersebut memiliki cara kerjanya masing-masing agar konsep peer to peer lending dapat berjalan dan menghasilkan keuntungan yang maksimal untuk kedua belah pihak.

Cara Kerja Peer to Peer Lending untuk Lender

Sebelum memulai pendanaan, dalam beberapa platform peer to peer lending biasanya lender dapat memiliki akses untuk melihat data ataupun riwayat dari calon peminjam. Data-data tersebut biasanya meliputi riwayat keuangan, pendapatan rutin, hingga tujuan dari pinjaman tersebut. Sebelum memberi pinjaman, Anda biasanya harus membuat RDL rekening. Biasanya pembuatan di TaniFund berlangsung 1×24 jam, setelahnya Anda sudah bisa melakukan pendanaan.

Setelah lender memilih peminjam yang dianggap cocok, maka lender dapat langsung mendistribusikan sejumlah dana yang sesuai. Pihak borrower nantinya akan membayar pinjaman secara cicilan ataupun langsung dibayar seluruhnya pada akhir masa tenor pinjaman. Biasanya besaran bunga yang diterapkan akan bergantung pada suku bunga pinjaman yang didanai. 

Cara Kerja Peer to Peer Lending untuk Borrower

Sebagai pihak borrower, Anda biasanya diwajibkan untuk mengunggah seluruh dokumen yang diperlukan saat akan melakukan pinjaman. Dokumen-dokumen yang wajib disertakan biasanya meliputi laporan keuangan untuk jangka waktu tertentu serta tujuan Anda dalam mengajukan pinjaman tersebut.

Setelah Anda mengunggah seluruh dokumen yang diperlukan, permohonan untuk meminjam nantinya dapat diterima ataupun ditolak karena berbagai faktor. Saat proses pengajuan ditolak, biasanya Anda diberikan kesempatan untuk melengkapi atau memperbaiki data-data yang belum sesuai atau belum lengkap, namun apabila pengajuan telah diterima, maka suku bunga pinjaman akan langsung diterapkan.

Setelah proses tersebut, pengajuan pinjaman Anda akan langsung dimasukkan ke dalam marketplace. Disana pengajuan pinjaman Anda akan dapat dilihat oleh seluruh lender yang ada. Saat pendanaan yang Anda butuhkan telah terkumpul seluruhnya, maka dana pinjaman akan langsung dapat dicairkan.

Kelebihan dan Kekurangan Peer to Peer Lending

Peer to peer lending saat ini memang menjadi salah satu pilihan favorit untuk kebutuhan finansial berbagai kalangan.  Hal tersebut tak lepas karena berbagai kemudahan serta keuntungan yang ditawarkannya. Namun, selain kelebihan dan keuntungan yang dijanjikan dari peer to peer lending, Anda juga harus mengetahui kekurangannya.

Kelebihan Peer to Peer Lending untuk Lender

  • Peer to peer lending sudah resmi diatur serta diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) pada Peraturan OJK Nomor 77/POJK.01/2016.
  • Suku bunga pinjaman yang Anda terima memiliki nilai yang cukup signifikan, sehingga lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan konsep pinjaman lainnya.
  • Proses pinjaman di peer to peer lending tergolong lebih mudah dan cepat jika dibandingkan dengan platform finansial lainnya.
  • Dengan sistem yang ditawarkan dalam peer to peer lending, Anda akan lebih mudah dalam melakukan diversifikasi pendanaan. Hal tersebut tentu saja membuat peluang Anda dalam meraih keuntungan yang lebih besar menjadi semakin terbuka lebar.

Kekurangan Peer to Peer Lending untuk Lender

  • Saat Anda melakukan pendanaan, uang yang telah dialokasikan tidak dapat ditarik sesuai keinginan Anda.
  • Ada kemungkinan dimana borrower akan gagal dalam mengembalikan pendanaan yang telah diberikan. Namun, sebenarnya beberapa platform peer to peer lending saat ini telah memberikan jaminan bagi lender terkait hal ini. 

Kelebihan Peer to Peer Lending untuk Borrower

  • Anda sebagai borrower akan mendapatkan suku bunga yang rendah ketimbang Anda melakukan pinjaman pada lembaga keuangan resmi seperti bank.
  • Proses pengajuan pinjaman cenderung lebih cepat dan mudah jika dibandingkan dengan lembaga keuangan formal seperti bank.
  • Untuk seluruh proses pinjaman yang dilakukan dalam peer to peer lending masuk ke dalam pinjaman tanpa agunan. Pinjaman tanpa agunan sendiri berarti pinjaman yang dilakukan tidak memerlukan jaminan apapun.

Kekurangan Peer to Peer Lending untuk Borrower

  • Saat nilai kelayakan kredit Anda turun, maka suku bunga pinjaman Anda dapat melonjak naik secara drastis.
  • Apabila Anda sebagai borrower telat dalam membayar pinjaman sesuai waktu yang telah ditentukan, maka jumlah atau nilai tagihan akan sangat signifikan.

5 Alasan Milenial Memilih Pendanaan di Peer to Peer Lending

Menurut catatan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK per tanggal Juli 2020, dari total lender secara keseluruhan, 27%-nya merupakan lender yang masih berusia muda dan berada di kisaran 19-34 tahun. Sedangkan untuk borrower sendiri, 27,53% dari total keseluruhan merupakan peminjam muda.

Menurut Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), besarnya segmen milenial dalam penggunaan platform peer to peer lending sendiri dianggap karena efek dari kegiatan sosialisasi serta edukasi yang terkait dengan industri fintech. Namun, sebenarnya mengapa platform atau konsep peer to peer lending begitu diminati oleh kaum milenial?

1. Hanya Perlu Modal Awal yang Kecil

Peer to peer lending memang mengusung konsep pinjaman yang dapat disesuaikan dengan kemampuan dari masing-masing lender. Konsep seperti inilah yang dianggap sebagai salah satu daya tarik bagi kaum milenial yang memang belum memiliki pendapatan yang cukup besar namun tetap ingin mulai melakukan pendanaan.

2. Bunga dan Bagi Hasil yang Menarik

Alasan yang kedua mengapa kaum milenial begitu tertarik dengan peer to peer lending adalah karena adanya bunga yang cukup menarik. Keuntungan dari bagi hasil yang didapat berupa bunga, biasanya akan jauh lebih tinggi ketimbang Anda menabung. Sehingga Anda sebagai lender akan mendapatkan imbal hasil berupa bunga yang cukup bervariatif di setiap periode pinjaman.

3. Penentuan Tenor yang Fleksibel

Tenor atau jangka waktu yang ditawarkan di beberapa peer to peer lending memang jauh lebih fleksibel, mulai dari 6 bulan, 12 bulan, hingga 24 bulan. Karena hal itu, Anda sebagai pendana dapat menentukan sendiri waktu tenor yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan Anda demi mendapatkan keuntungan yang lebih maksimal.

4. Dapat Melakukan Diversifikasi

Dalam beberapa sistem peer to peer lending, lender diberikan keleluasaan untuk bisa mendanai lebih dari satu borrower. Dengan begitu, lender dapat menggunakan metode diversifikasi dimana dana pinjaman dibagi ke beberapa borrower demi mengurangi risiko dari investasi.

5. Dapat Ikut Mengembangkan UMKM

Mayoritas borrower yang ada dalam platform peer to peer lending adalah pemilik UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan menggunakan peer to peer lending, kaum milenial akan dapat turut berkontribusi dalam mengembangkan kemajuan UMKM Indonesia.

Lakukan Pendanaan dengan Risiko TerukurBersama TaniFund! 

Memilih peer to peer lending harus dilakukan dengan saksama. Mengapa? Anda harus mampu memilih platform yang tepat untuk mengalokasikan pendanaan Anda. Perhatikan beberapa hal lainnya seperti surat atau keterangan resmi bahwa platform yang dituju berada dibawah pengawasan OJK, mencantumkan alamat kantor fisik dengan detail, persyaratan dan bunga yang masuk akal, jaminan dan keamanan data hingga penyediaan layanan pengaduan konsumen. Berikut keuntungan melakukan pendanaan di TaniFund! 

1. Resmi Terdaftar dan Diawasi OJK

Sebagai Platform P2P Lending, TaniFund adalah tempat yang tepat untuk Anda, selain sudah resmi terdaftar dan diawasi OJK (Otoritas Jasa Keuangan). TaniFund juga memiliki bunga pengembalian yang terukur hingga 18% p.a dengan rata-rata pengembalian tiap bulannya 14.22% p.a. 

2. Mitigasi Risiko Pendanaan TaniFund

Dengan adanya mitigasi yang TaniFund lakukan seperti scoring assessment berfungsi menilai kredit secara menyeluruh untuk memastikan kelayakan kredit. TaniFund juga melakukan analisa secara menyeluruh sisi manajemen dan keuangan borrower

3. Field Specialist TaniFund 

Dengan hal ini, TaniFund juga menyediakan agronomis yang terjun langsung untuk membantu atau memantau langsung proses pengembangan budidaya maupun UMKM yang didanai. Sehingga, para petani pun juga mendapatkan ilmu praktik dalam lapangan  yang mampu mendukung produktivitas mereka.

4. Literasi Keuangan 

Mencegah keterlambatan pembayaran, TaniFund juga memberikan literasi keuangan untuk membantu para petani mengatur cash flow dari dana yang mereka terima. Sehingga, dengan adanya edukasi seperti ini mampu mencegah keterlambatan pembayaran. 

5. Asuransi

TaniFund juga bermitra dengan perusahaan asuransi yang memberikan perlindungan hingga 80% dari dana pokok yang disalurkan kepada pihak peminjam, sebagai salah satu opsi percepatan penyelesaian pokok pinjaman.

Mulai Dari Hal Kecil Untuk Diri dan Sekitar 

Mulai berdampak secara aktif dengan mendanai berbagai program pengembangan budidaya hingga budidaya tanaman di Indonesia. Mari berdampak untuk memajukan sektor pertanian Indonesia agar dapat mencapai ketahanan pangan di masa depan. Ambil langkah konkrit melakukan pendanaan berdampak sosial dengan mendukung kemajuan sektor pangan Indonesia dan dapatkan bunga bersaing hingga 18% p.a. Kunjungi Proyek TaniFund dan mulai mendanai!

Baca juga: Peran Petani Bagi Kehidupan Kita Bangsa Indonesia Saat Ini